Psikologi Komunikasi: Karakteristik Manusia Komunikan

 A.    Konsep psikologi tentang manusia

Banyak teori dalam ilmu komunikasi dilatarbelakangi konsepsi-konsepsi psikolog tentang manusia. Teori-teori persuasi sudah lama menggunakan konsepsi psikoanalisisyang melukiskan manusia sebagai makhluk yang digerakkan oleh keinginan-keinginan terpendam ( homo volens). Teori ”jarum hipodermik” (yang menyatakan media massa sangat berpengaruh) dilandasi konsepsi behaviorisme yang memandang manusia sebagai makhluk yang digerakan semaunya oleh lingkungan ( homo mechanicus).

Teori pengolahan informasi jelas dibentuk oleh konsepsi psikologi kognitif yang melihat manusia sebagai makhluk yang aktif mengorganisasikan dan mengolah stimuli yang diterimanya (homo sapiens). Teori-teori komunikasi interpersonal banyak dipengaruhi konsepsi psikologi humanistis yang menggambarkan manusia sebagai pelaku aktif dalam merumskan strategi transaksional dengan lingkungannya (homo ludens).

  • Konsepsi manusia dalam psikoanilisis

Dalam konsepsi manusia psikoanilisis bagian dari seluruh aliran psikologi, psikoanilisis secara tegas memerhatikan struktur jiwa manusia. bahkan sigmund freud, pendiri psikoanalisis, adalah orang pertama berusaha merumuskan psikologi manusia. Ia memfokuskan perhatiannya kepada totalitas kepribadian manusia, nukan pada bagian-bagiannya yang terpisah (Asch, 1959:17).

Menurut freud, perilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga subsistem dalam kepribadian manusia diantaranya :

1.      Id

Id adalah bagian kepribadian yang menyimpang dorongan-dorongan bioligis manusia sampai pusat instink (hawa nafsu-dalam kamus agama). Ada dua instink dominan yaitu :

a.       Libodo-instink reproduksi yang menyediakan energy dasaruntuk kegiatan-kegiatan manusia yang konstruktif.

b.      Thanatosos-instink destruktif dan agresif. Yang pertama disebut juga instink kehidupan (eros), yang dalam  freud bukan hanya meliputi dorongan seksual, tetapi juga semua yang mendatangkan kenikmatan seperti kasih ibu, pemujaan pada tuhan, dan cinta diri (narcism).

Semua motif manusia adalah gabungan antara eros an thanatos. Id bergerak berdasarkan prinsip kesenangan (pleasure prnciple), ingin segera memnuhi keinginannya. Id bersifat egoistis, tidak bermoral dan tidak mau tau dengan kenyataan. Id adalah tabiat hewani manusia.

2.      Ego

Ego adalah mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntunan rasional dan realistik. Egolah yang menyebabkan manusia mampu menundukan hasrat hewaninya. Ia bergerak berdasarkan prinsip realitas (reality principle). Ego berfungsi sebagai menjembatani tuntunan id dengan realitas dunia luar.

3.      Superego

Superego adalah polisi kepribadian, mewakili yang ideal. Supergo juga dapat diartikan sebagai hati nurani (consclence) yang merupakan internalisasai dari norma-norma social dan curtural masyarakatnya. Ia memaksa ego untuk menekan hasrat-hasrat yang tak berlainan kealam bawah sadar.

Secara singkat, dalam psikoanalisis perilaku manusia merupakan interaksi antara komponen biologis (id), komponen psikologis (ego), dan komponen sosial (superego), atau unsur animal, rasional, dan moral ( hewani, akali, dan nilai).

  • Konsepsi manusia dalam behaviorisme

Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (yang mwnganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif dan juga psikoanalis (yang berbicara tentang alam bawah sadar dan tidak tampak). Behaviorisme ingin menganalisis hanya perilaku yang tampak saja, yang dpat diukur, dilukiskan dan diramalkan.

Belakangan, teori kaum behavioris lebih dikenal dengan nama teori belajar, karaena menurut mereka seluruh perilaku manusia kecuali instink adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional, behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan.

  • Konsepsi manusia dalam psikologi kognitif

Ketika asumsi-asumsi behaviorisme diserang habis-habisan pada akhir tahun 60-an dan awal tahun 70-an, psikologi sosial bergerak ke arah paradigma baru. Manusia tidak lagi dipandang sebagai makhlik yang bereaksi secara pasif pada lingkungan,tetapi sebagai makhluk yang selalu berusaha memahami lingkungannya : makhluk yang selalu berfikir (homo spiens). Pikiran yang dimaksudkan behaviorisme sekarang didudukkan lagi di atas tahta.

Kaum rasinlis mempertanyakan apakah betul bahwa penginderaan kita, melalui pengalaman langsung, sanggup memberikan kebenaran. Kemampuan alat indera kita dipertanyakan karena seringkali gagal menyajikan informasi yang akurat.

  • Manusia dalam konseps psikologi humanistik

psikologi humanistik dianggap sebagai revolusi ketiga dalam psikologi. Revolusi pertama dan kedua adalah psikoanalisis dan behaviorisme. Pada behaviorisme manusiahanyalah mesin dibentuk lingkungan, pada psikonalisis manusia melalui dipengaruhi oleh naluri primitifnya. Dalam pandangan behaviorisme manusia menjadi robot tanpa jiwa, tanpa nilai.

Dalam psikoanalisis, seperti kata freud sendiri, we see man as savage beast (1930:86). Keduanya tidak menghormati manusia sebagai manusia. Keduanya tidak dapat menjwlaskan aspek eksistensi manusia yang positif dan menentukan, seperti cinta, kreativitas, nilai, makna, dan pertumbuhan pribadi. Inilah yang didisi oleh psikologi humanistik. “humanistic psichology is not just te study of ‘human being’; it a commitmentto human  becoming,” tulis floyd W. Matson (1973:19) yang sukar diterjemahkan kedalam bahasa indonesia.

Psikologi humanstik mengambil banyak dari psikoanalisis neofreudian ( sebenarnya anti-freudian) seperti adler, jung, rank, slekel, ferenczi; tetapi lebih banyak lagi mengambil dari fenomenologi dan eksistensilsme.

Fenomenologi memandang manusia hidup dalam “dunia kehidupan” yang dipersepdi dan diinterprestasi secara subyektif. Setiap orang berebda dari alam pengalaman orag lain.” (brouwer,1983:14 fenomonologi banyak mempengaruhi tulisan-tulisan cari rogers, yang boleh disebut sebagai bapak psikologi humanistik.


B.     Faktor faktor personal yang memengaruhi perilaku manusia

Manusia bersikap dalam masyarakat itu berebda-beda yang suka bergaul dan ada pula yang tidak suka gaul, ada yang pendiam, pemarah, dan lain-lain. Itu semuanya disebabkan oleh faktor-faktor yang ada pada dirinya sendiriatau faktor dari luar yaitu :

1.      Faktor biologis

Faktor biologi ini disebabkan oleh pengaruh dirinya sendiri sebagai manusia, karna manusia mempunyai sifat bawaan yang timbul dari manusia itu sendiri seperti sifat: memberimakan, merawat anak, menarik perhatian lawan jenis dan ketika seorang merasa kekurangan makanan dan istirahat maka orang itu akan mempunyai perilaku yang cepat emosi.

2.      Faktor-faktor sosiopsikiologis

Karena manusia makhluk sosial, dari prosessosial ia memperoleh beberapa karakteristik yang mempengaruhi perilakunya. Kita dapat mengkasifkasinya ke dalam tiga komponen: afektif, kognitif, dan konatif. Komponen yang pertama, yang merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikiologis, didahulukan karena erat kaitannya dengan pembicaraan sebelumnya.

Komponen kognitif adalah aspek intelektual, yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia. Komponen kognitif adalah aspke volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak. Kita mulai dengan komponen afektif yang terdiri atas motif sosiogenis, sikap dan moral.

  • Motif sosiogenis

Motif sosiogenis, sering juga disebut motif sekunderssebagai lawan motif primer (motif biologis), sebetulnya bukan motif “anak bawang”. Peranannya dalam membentuk perilaku sosial bahkan sangat menentukan.

Secara singkat, motif-motif sosiogenis diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.      Motif ingin tahu: mengerti, menata, dan menduga (predictability). Setiap orang berusaha memahami dan memperoleh arti dari dunianya. Kita dan mengarahkan memerlukan kerangka rujukan (frame of reference) untuk mengevaluasikan situasi baru dan mengarahkan tindakan yang sesuai.

2.      Motif kompetensi. Setiap orang ingin membuktikan bahwa ia mampu mengatasi persoalan kehidupan apa pun. Perasaan mampu amat bergantungpada perkembangan intelektual, sosial, dan emosional.

3.      Motif cinta rela kehangatan persahabatan. Orang inginditerima di dalam kelompoknya sebagai anggota sukarela dan bukan yang sukarela dab bukan yang sukarela kehangan persahabatn, ketulusan kasih sayang, penerimaan orang lain yang hangat amat dibutuhkan manusia.

4.      Motif harga diri dan kebutuhan untuk mencari identitas. Erat kaitannya dengan kebutuhan untuk memperlihatkan kemampuan dan memperoleh kasih sayang ialah kebutuhan untuk menunjukan eksistensi di dunia. Kita ingin kehadiran kita bukan saja dianggap bilangan, melainkan juga doperhitungkan.

5.      Kebutuhan akan nilai, kedambaan, dan makna kehidupan. Dalam menghadapi gejolak kehidupan, manusia membutuhkan nilai-nilai untuk menuntunya dalam mengambil keputusan atau memberikan makna pada kehidupannya.

6.      Kebutuhan pemenuhan diri. Kita bukan saja ingin mempertahankan kehidupan, kita juga ingin meningkatkan kualitas kehidupan kita ; ingin memenuhi potensi-potensi kita.

  • Sikap

Sikap adalah kecendrungan bertindak, berpikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi/nilai. Sikap bukan perilaku tetapi merupakan kecendrungan berperilaku dengan cara-cara tertentu terhdap objek sikap. Objek sikap boleh berarti benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok. Jadi pada kenyataanya tidak ada istilah sikap yang berdiri sendiri.

  • Emosi

Menunjukkan kegoncangan aganisme yang disertai oleh gejala-gejala kesadaran, perilakuan, dan proses psiologis, bila orang yang anda cintai mencemoohkan anda, anda akan bereaksi secara emosional karena anda mengetahui cemooohan itu (kesadaran). Jantung anda akan berdetak lebih kencang, kulit memberikan respons dengan menegluarkan keringat dan nafas terengah-engah

  • Kepercayaan

Kopercayaan adalah komponen kognitif dari faktor sosiopsikologis, kepercayaan disini tidak ada hubungannya dengan hal-hal yang gaib, tetapi hanyalah “ keyakinan bahwa sesuatu itu benar atau salah” atas dasar bukti,sugesti otoritas, atau pengalaman intuis, jadi kepercayaan itu dapat bersifat rasional atau irasional.


C.    Faktor- faktor situasional yang mempengaruhi perilaku manusia

Suatu pesan yang disampaikan pada kondisi dan situasi tertentu akan direspon berbeda oleh orang dalam situasi dan kondisi tertentu pula, contoh si A menelepon si B pada tengah malam, si A akan berpikir dan mengira ada masalah pada si A, ini akan berbeda jika si A menelepon si B pada pagi hari, mungkin si B tidak akan mengira bahwa ada masalah pada si A, si B menunjukkan respon berbeda pada situasi yang berebda ( malam dan pagi) atas penerimaan telpon dari A.

Edward G. Sampson merangkumkan seluruh faktor situasional sebagai berikut:

1. Aspek objektif dari lingkungan

a. Faktor ekologis meliputi:
1) Faktor geografis
2) Faktor iklim dan meteorologis

b. Faktor desain dan arsitektural
c. Faktor temporal
d. Suasana perilaku
e. Faktor teknologi

f. Faktor sosial meliputi:

1) Struktur organisasi
2) Sistem peranan
3) Struktur kelompok
4) Karakteristik popolasi

2. Lingkungan psikososial seperti dipersepsi oleh kita
a. Iklim organisasi dan kelompok
b. Ethos dan iklim institusional serta kultural

3. Stimulasi yang mendorong dan memperteguh perilaku
a. Orang lain
b. Situasi pendorong perilaku

Beberapa peneliti psikologi sosial, seperti frederices price dan bouffard (1972), meneliti kendala situasi yang mempengaruhi kelayakan melakukan perilaku tertentu. Ada situasi yang memberikan rentangan kelayakan perilaku (behavioral appopriateness),seperti situasi ditaman, dan situasi yang banyak memberikan kendala pada perilaku, spserti gejala. Situasi permisif memungkinkan orang melakukan banyak hal tanpa harus merasa  malu. Sebaiknya, situasi restriktif menghambat oarang untuk berperilaku sekehendak hatinya.

Faktor-faktor situasional yang diuraikan tersebut tidaklah mengenyapingkan faktor-faktir personal yang disebut sebelumnya. Kita mengeakui besarnya pengaruh situsai dalam menentukan perilaku manusia. Namun, manusia memberikan reaksi yang berbeda-beda terhadap situasi yang dihadapinya, sesuai dengan karakteristik pesonal yang dimilikinya. Perilaku manusia memang merupakan hasil interaksi yang menarik antara keunikan individual dengan keumuman situasional.


PENUTUP

Kesimpulan

Konsepsi psikologi tentang manusia diantanya adalah:

1.      Konsepsi manusia tentang psikoanalisis, ini meliputi id, ego dan super ego.

2.      Konsepsi manusia dalam behaviorisme

3.      Manusia dalam konsepsi psikologi humanistik.

  • Faktor personal yang mempengaruhi manusia adalah faktor biologis dan faktor-faktor sosiopsikologis
  • Faktor-faktor situasional yang mempengaruhi perilaku manusia adalah

1.      Aspek-aspek objektif dari lingkungan, ini meliputi faktor ekologis, faktor desaindan arsitektuaral, faktor temporal, analisi suasana perilaku, faktor teknologis.

2.      Lingkungan psikososial seperti dipersepsi oleh kita

3.      Stumulisi yang mendorong dan memperteguh perilaku

Posting Komentar untuk "Psikologi Komunikasi: Karakteristik Manusia Komunikan"